Senin, 28 Mei 2012

ILMU PENDIDIKAN

ISI, METODE, ALAT DAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN

A.    Isi pendidikan
Perbuatan mendidik dan dididik mengubah dan menentukan hidup manusia. Dengan pendidikan, anak menjadi tumbuh menjadi manusia. Mendidik adalah pertolongan atau pengaruh yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak supaya anak menjadi dewasa.
Isi pendidikan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik untuk keperluan pertumbuhan. Isi pendidikan bebeda dengan isi pengajaran. Isi pendidikan berupa nilai, pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan isi pengajaran adalah pengetahuan dan ketrampilan.
Salah satu parameter keberhasilan suatu pendidikan adalah internalisasi nilai dalam beberapa tahap yakni kognitif, afektif, konatif, praktik.
Pada saat melaksanakan pendidikan, guru harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1.     Isi/materi harus sesuai dan menjunjung tercapainya tujuan. Hanya isi/materi yang sesuai dan menunjang tujuan yang perlu diberikan.
2.     Urgensi materi, yakni materi itu penting untuk diketahui oleh peserta didik. Di samping itu sifat isi/materi tersebut merupakan landasan untuk mempelajari bahan berikutnya.
3.     Nilai praktis atau kegunaannya diartikan sebagai makna, (isi/materi itu) bagi kehidupan sehari-hari.
4.     Materi tersebut merupakan materi wajib, sesuai dengan tuntutan kurikulum.
5.     Materi yang sudah diperoleh sumbernya, perlu diupayakan untuk diberikan kepada peserta didik.

B.    Metode Pendidikan
Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pendidikan adalah cara-cara yang dipakai oleh orang atau sekelompok orang untuk membimbing anak/peserta didik sesuai dengan perkembangannya kearah tujuan yang hendak dicapai.
Metode pendidikan berkaitan dengan bentuk pendidikan. Dalam hal ini kita mengenal adanya bentuk-bentuk pendidikan sebagai berikut :
a.      Bentuk pendidikan otoriter, pendidik ditempatkan pada pihak yang berkuasa dan utama (primer), sedangkan peserta didik di tempatkan pada pihak yang sekunder. Peserta didik diperlukan sebagai obyek pendidikan.
b.     Bentuk pendidikan liberal menekankan pada hak individu dan kebebasan, dalam pendidikannya anak dijadikan subyek yang memegang peranan penting. Anak (peserta didik) diberi kedaulatan untuk mencapai kehidupan bebas. Kedudukan pendidik hanyalah sebagai pendorong peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya.
c.      Bentuk pendidikan demokratis, yakni bentuk pendidikan yang menempatkan pendidik dan peserta didik mempunyai kedudukan yang seimbang. Pendidik menempatkan diri sebagai pembimbing peserta didik, dilain pihak peserta didik mempunyai kedudukan sebagai subyek sekaligus obyek.
Untuk memilih metode yang tepat dalam proses pendidikan perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a.      Tujuan yang hendak dicapai
b.     Kemampuan pendidik
c.      Kebutuhan peserta didik
d.     Isi atau materi pendidikan

C.    Alat pendidikan
Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan, atau dengan kata lain alat pendidikan adalah situasi dan kondisi yang sengaja dibuat oleh guru untuk membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan.
Macam alat pendidikan menurut wujudnya meliputi :
a.      Perbuatan pendidik, yakni alat pendidikan yang bersifat non material, sering disebut softwer. Alat pendidikan non material ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni bersifat mengarahkan dan mencegah. Mengarahkan antara lain : memberi teladan, membimbing, menasehati, perintah, pujian dan hadiah. Mencegah antara lain : melarang atau mencegah, menegur, mengancam dan bahkan menghukum.
b.     Benda-benda sebagai alat bantu pendidikan. Dengan demikian bersifat materi. Sering pula disebut hardwer. Alat pendidikan yang bersifat material ini contohnya buku-buku, gambar, alat permainan, alat peraga, alat laboratorium, meja kursi, papan tulis, OHP, kapur dsb. Sesuai dengan metode pendidikan, agar alat pendidikan tersebut dapat dikatakan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.     Tujuan pendidikan
2.     Pendidik
3.     Peserta didik
Penggunaan alat pendidikan yang berupa tindakan pendidik antara lain :
1.     Tealadan
2.     Pujian dan hadiah
3.     Perintah
4.     Larangan
5.     Teguran
6.     Ancaman
7.     Hukuman

D.    LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu yang ada di luar individu, walawpun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat dalam individu.
Lingkungan pendidik meliputi :
1.     Lingkungan phisik ( keadaan iklim, keadaan alam )
2.     Lingkungan budaya ( bahasa, seni, ekonomi, politik, pandangan hidup )
3.     Lingkungan sosial/masyarakat ( keluarga, kelompok bermain, organisasi )

BAB 7
PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT
A.    Latar belakang, Urgensi, dan Cakupan Pendidikan Sepanjang Hayat
Arti lugas pendidikan sepanjang hayat adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut kehidupannya. Sisi lain dari pendidikan sepanjang hayat adalah peluang yang luas bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan kehidupan yang lebih baik.
Adapun hal-hal yang menyebabkan dan memungkinkan keadaan yang demikian itu adalah :
v Majunya ilmu dan teknologi
v Produk-produk teknologi yang perlu dipelajari karena terkait dengan alat-alat kerja.Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi
v Perubahan sosial sebagai dampak majuny ilmu dan teknologi.

1.     Pendidikan telah berlangsung sejak dulu hingga sekarang
Sejak manusia ada pendidikan sudah berlangsung, namun belum dalam konteks suatu lembaga pendidikan seperti sekarang ini. Akan tetapi misalnya pendidikan tentang bagaimana cara bertahan hidup, dan menjadikan hidup dari waktu kewaktu menjadi lebih baik, dan belajar untuk mulai mandiri dari hal sekecil apapun. Tentu beda dengan saat ini apabila orang awam menyebutkan tentang pendidikan tentu mereka langsung berfikir tentang sekolah, sementara mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan akan mengartikan cakupan pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal dan lewat undang undang no. 2 tahun 1989 dan undang undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mencakup tentang pendidikan formal, informal, dan non formal persekolahan dan pendidikan Pendidikan Luar Sekolah.
Pendidikan persekolahan mencakup pensisikan TK, SD, SMP, SMA, PP. Sementara pendidikan luar sekolah mencakup, TPA (Tempat Penitipan Aanak), Kelompok bermain (PAUD), Paket A, Paket B, Paket C, Pelatihan Life skiil dan lain lain.
2.     Masyarakat tradisional tidak banyak mengalami perubahan
Pendidikan pada masyarakat tradisional cenderung lebih monoton, artinya tidak banyak mengalami perubahan, sepertihalnya seorang anak laki-laki akan mengikuti apa-apa yang dilakukan oleh ayahnya dan semua yang dia lakukan dan dia perhatikan adalah proses belajar, begitu juga seorang anak perempuan yang belajar dari perilaku ibunya.
3.     Semakain maju masyarakat semakin beragam jenis sumber kehidupan
Dimasyarakan yang sudah cukup berkembang seperti sekarang ini jenis pekerjaaan yang menjadi sumber kehidupan seorang anak belum tentu sama dengan pekerjaan orang tuanya. Karena mereka mempunyai pandangan jika mereka hanya berhenti di pekerjaan itu artinya mereka tidak berkembang dan tidak mengalami suatu kenajuaan strata sosial untuk keluarganya.

B.    Keadaan Yang Cepat Berubah
Begitu cepatnya perubahan menuntut  kita untuk berkembang pula ilmu perngetahuan dan daya sing kita karena jika tidak kita akan lenyap tergilas oleh zaman. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa:
v Kemajuan ilmu yang telah mendorong kemajuan teknologi telah menyebabkab adanya banyak perubahan disegala bidang kehidupan.
v Perubahan itu dapat dipandang menguntungkan, misalnya banyak problem problem yang mampu banyak diatasi dengan hadirnya teknologi baru, sehingga kehidupan masia menjadi lebih mudah, praktis, lebih murah dan menyenangkan.
v Perubahan itu dapat dianggap tidak mengguntungkan, karena cepatnya perubahan sulit diikuti oleh mereka yang lamban.


C.    Perubahan Ilmu dan Teknologi Menurut Orang untuk Menyesuaikan
Pengetahuan itu perlu selalu ditambah, diperbaharui selaras dengan informasi dan perkembangan pengetahuan yang ada.

D.    Wadah Pelaksanaan Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan disemua lembaga pendidikan, sumber-sumber informasi sesuai dengan kepentinggan perseorangan untuk memenuhi kebutukan hidupnya. Oleh karena itu, lembaga dari pendidikan sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal yaitu:
1.     Pendidikan Persekolahan
2.     Pendidikan Luar Sekolah
3.     Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah ataupun media massa baik cetak maupun elektronik sajiaanya dalam internet.

E.    Ragam Program
Ragam Program terjadi karena kebutuhan perseorangan juga berbeda. Apabila dikelompokan maka ada banyak ragam yang menggambarkan kepentingan seseorang untuk belajar kembali, mempelajari sesuatu yang baru baginya, berikut ini ragam pendidikan sepanjang hayat:
Pendidikan untuk memepertahankan hidupnya (kebutuhan pokok)
Jenis latihan yang bersifat memberdayaakan masyarakat yang mayoritas petani dan nelatyan, untuk meningkatkan taraf hidupnya.
o   Pendidikan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan bidang kerja
o   Manusia dituntut untuk mampu bersaing dengan cara mengusai bidang yang kta jalani.
o   Pendidikan untuk meningkatkan kemampuan diri
o   Hanya bersifat untuk penambahan  penghasilan atau kebuhan skunder.
o   Pendidikan untuk memenuhi kebutuhan mantal rekresional
o   Jika pendidikan ini hanya bersifat pemenuhan kepuasan diri saja bukan untuk memprioritaskan penambahan kebutuhan hidup.
Ada sejumlah ragam keperluan yang mendorong seseorang sepanjang hayatnya,  semua bekerja dan berproses sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

BAB 8
KI HAJAR DEWANTARA PELETAK DASAR PENDIDIKAN NASIONAL
R.M. Soewardi Soerjaningrat dilahirkan di Yogyakarta pada hari kamis Legi tanggal 2 Mei 1889 sebagai putera ke-4 dari pangeran Suryaningrat, putera tertua dari Sri Paku Alam III. Jiwa Soewardi saangat peka terhadap lingkungannya, terutama mengenai kehidupan kerabat istana. Soewardi memiliki sifat yang kerakyatan dan revolusioner.

Lahirnya Tamansiswa
Tamansiswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 dengan nama aslinya “National Onderwijs Institut Taman Siswo”. Pendirinya adalah Suwarduvsuryaningrat dan kawan-kawan yang memperhatikan situasi dan nasib bangsa Indonesia yang terjajah.
Secara khusus, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan Tamansiswa sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat, yang menggunakan pendidikan dalam arti luas sebagai saranya.
Pemberian Gelar Doctor Causa
Rektor Universitas Gajah Mada Prof. Dr. M. Sarjito selaku promotor dalam pemberian gelar Doctor honoris causa dalam “Ilmu Kebudayaan” kepada Ki Hajar Dewantara tanggal 19 Desemder 1956 di sitihinggil Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara dipandang sebagai perintis kemerdekaan nasional, perintis pendidikan nasional, perintis kebudayaan.

Peletak Dasar Pendidikan Nasional
Dalam sambutan Presiden di jakar ta 20 januari 1962 sebagai seorang yang meletakan dadsar-dasar pendidikan nasional yang progresif.
Pasal pasal yang harus diperhatikan dalam pendidikan anak menurut Ki Hajar Dewantara adalah:
1.     Segala syarat, atau sesui dengan kodrat kehidupan
2.     Kodrat dan kadaan yang terbentu tadi kan sesui denga adat istiadat masing-masing
3.     Adat istiadat daya upaya untuk mendapat hidup tertib damai
4.     Akan mengetahui garis hidup, namun sesuai dengan bangsa, untung jaman sekarang dan jaman yang akan datang
5.     Pengaruh baru adala terjadinya pergaulan antar negara untuk saling bertukat ilmu tanpa melupakan budaya dan adat istiadat
Pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan nasional adalah pandanagn hidup pendidikan sesui denga garis hidup suatu bangsa, untuk memajukan martabat suatu bangsa dan rakyatnya, sehingga bisa terjalin hunbungan antar negara yang baik dan kemudian atara manusia seluruh dunia,
1.     Pendidikan budipekerti
2.     Harus memperhatikan pangkal kehidupan kita
3.     Berhubungan dengan keburuhan anak bangsa dan rakyatnya
4.     Sebaiknya pendidikan berbasis kekeluargaan
5.     Pengajaran yang salah satu bagian dari pendidiakan
6.     Pendidikan umum atau tuntutan hidup
7.     Pendidikan suatu tuntutan untuh perkembangan
8.     Perlunya pendidikan diri dan budipekerti
9.     Harus selau diingat bahwa kemerdekaan itu sifatnya 3 macam yaitu: berdiri sendiri, tidak bergantung, dan dapat mengatur durinya sendiri.
10.  Pendidikan sebagai usaha pembangunan.
11.  Pendidikan didalkam hidup anak anak
12.  Tri nga (mengerti merasa, melakuakan)
13.  Tri larangan(Jangan menyalah gunakan kekuasaan, jangan melakukan manipulasi, jangan melangar kesusilaan)
14.  Menerapkan sistem among atau mengarahkan dan membimbing
15.  Azaz tri kon (kontiniuitet, kovergensi, konsentrisitet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar